Surat yang menyentuh
Posted July 25, 2008
on:- In: Romance
- 8 Comments
Ini ada karena aku begitu tersentuh dengan kisah mereka. Sejak tahun 1997 yang lalu, aku telah dijadikan tempat curhat bagi salahsatunya.
”Geth, kamu tau ga? Surya kirim ini. Surat yang lumayan panjang.”
”oya, dia ngapain lagi?”, tanyaku curiga
”Awalnya Cuma tanya kabar, ngeledek, tanya berat badan, size celana panjang, rok-rok koleksi-ku udah nambah berapa, sampai ke masa-masa 4 tahun lalu terakhir bersama.”, aku menjawab pelan sekali.
Diberikannya padaku, ” Dibaca! Top secret loh yah”, bisiknya seolah ada orang disekitar kami.
”………
seperti yang selalu aku bilang, keinginan bisa sama-sama denganmu sampai sekarang masih terus ada. Tapi aku mencoba berjuang terus, mengalihkan semua rasa yang mendesakku membawamu kabur dari keluargamu, keluargaku. Karna kupikir, kita lebih baik melarikan diri ke kota paling jauh. Cuma itu jalan satu-satunya kita bisa bersama. Mungkin (kok mungkin ya, yah pastilah), orangtua akan marah, emosi, benci dengan apa yang kita lakukan, tapi pasti untuk sementara sampai satu saat mereka bisa menerima kita kembali.
Namun aku memikirkan banyak hal tentangmu. Hingga akhirnya kuputuskan untuk tidak NEKAT membawamu pergi (seperti rencana awal-ku). Apalagi saat itu kamu masih begitu muda. Sekarang ini mau nggak mau, kamu dan aku harus terus berjuang, karna memang sangat tak mungkin untuk kita bersama. Adat dan agama telah menjadi alasan yang terlalu kuat untuk ditaati. Kukira kamu mengerti.
Kita saling menguatkan ya. Kamu harus banyak doain cinta kita. Supaya kelak di surga cinta kita tak lagi seperti sekarang. Untuk kebersamaan yang pernah ada, kita jadikan sebagai kenangan, yang kelak menjadi cerita paling indah untuk orang-orang yang pernah jatuh dalam cinta terlarang seperti kita. (*sedih ya..)
Aku bahagia saat ini kamu telah bersama yang lain. Kuyakin setiap hari cintamu semakin besar untuknya, lelaki yang memenangkan hatimu. Dan jangan lupa, seperti yang selalu kubilang, ’senyum-mu adalah mutiara yang paling berharga untuk aku’.
Baik-baik disana. Aku jauh dalam jarak tapi dihatiku, kamu selalu kubawa.
Aku rindu kota kita, tanah air kita, dan kamu terutama…
………………….”
Kulipat surat itu, lalu mengembalikannya. Kupeluk Vena.
’Sayang…kuat ya. Tetap berdoa, ingat ”kekasihmu yang sekarang”, dia yang telahg memenangkan hatimu. Dan dia nggak kalah hebat dari Surya.’, bisik-ku pelan sekali.
Moral dari cerita ini :
’kita tak harus selalu memiliki apa yang kita inginkan, sekalipun kenyataan akan membuat perih dan ngilu, walau mata harus lelah menjatuhkan banyak air mata, meski hihup terasa kosong tak berarti. Semua itu kelak membuatmu semakin KUAT, TEGAR, DEWASA. Lagipula, Tuhan pasti tau apa yang terbaik buat kita lah yaa.a..” (*sok tegar nih.h.hhh)
8 Responses to "Surat yang menyentuh"
walah…
dari dulu emang aku kurang
suka baca yg manis2 seperti ini..
hehe..
just do it.. :p
tak ngerti aku maksud suratnya… terlalu spekulatif menurutku… 😛 langsung to the point ajah napa?? THH
Hmmm. Gak ngerti aku ceritanya kak… Bisa lebih bahasa manusia gak… 🙂
1 | okta sihotang
July 25, 2008 at 1:01 pm
jauh ditempat, dekat dihati..huhh…